Kurikulum Masa Depan Indonesia
Perkembangan globalisasi yang semakin cepat dewasa ini,
membuat banyak negara mengalami perubahan. Sistem sosial, budaya,
maupun politik senantiasa bekembang mengikuti perubahan zaman.
Kedepannya, batas antar negera pun seakan hilang, sehingga arus globalisasi
kian tak terbendung. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi tiap negara agar
tak tergilas arus modernisasi. Untuk mengahadapi tantangan tersebut, setiap
negara dapat menggunakan senjata masing-masing, salah satunya adalah dengan
pendidikan. Pendidikan hendaknya dijadikan punggawa utama dalam mempertahankan
identitas bangsa serta memajukan kesejahteraan bangsa. Dengan pendidikan,
kualitas SDM diharapkan akan meningkat yang pada akhirnya akan membawa bangsa
pada kejayaannya.
Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas
membutuhkan sebuah kerangka model yang juga bekualitas. Kerangka model tersebut
terwujud dalam bentuk kurikulum. Di dalamnya terdapat kerangka dasar acuan
penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum menjadi pemandu yang akan mengarahkan
komponen pendidikan ke tujuan yang telah ditetapkan. Perumusan kurikulum yang
baik akan mengakomodasi bentuk-bentuk perkembangan zaman dengan tetap
mempertahankan karakteristik pendidikan masing-masing. Dengan demikian,
pendidikan akan mampu menjaga eksistensinya tanpa menghilangkan kekuatannya
untuk menghasilkan generasi penerus yang bermutu.
Di Amerika Serikat saat ini, bekembang sebuah kurikulum yang
berbasis esai murid. Kurikulum ini dikembangkan oleh sebuah organisasi nirlaba
bernama One World Education. Dalam aritikel VOA yang berjudul Sekolah di AS Kembangkan
Kurikulum Berbasis Esai Murid, dijelaskan lebih lanjut bahwa para
siswa diajak untuk menulis esai yang nantinya akan dipilih oleh organisasi
sebagai One World Reflection. Melalui esai yang terpilih tersebut, para
professional akan mengembangkannya menjadi suatu unit kurikulum. One World
Education akan menerbitkan unit pembelajaran setiap bulannya dari Agustus
hingga Mei.
Lebih lanjut, Eric Goldstein, direktur eksekutif One World
Education menyatakan bahwa selama empat tahun terakhir, One World Education
telah menjalin kerjasama dengan 1500 siswa penulis dan hampir 325 guru yang
mengakses kurikulum berbasai esai ini.
Pembelajaran berbasis esai murid merupakan ajang aktualisasi
bagi siswa-siswa Amerika. Mereka berpartisipasi dalam pengembangan materi
pembelajaran. Laila Kunaish pelajar dari Washington, menjelaskan dirinya pernah
menulis tentang judgment media Amerika terhadap muslim yang sering
kali tidak adil. Kegiatan pembelajaran pun akan dikembangkan dengan cara para
siswa diminta mengumpulkan berita-berita media dan mendiskusikananya di kelas.
Pengembangan kurikulum berbasis esai murid ini, akan
mendorong semangat siswa dalam belajar, karena mereka mempelajari hal-hal yang
mereka ingin pelajari. Kemudian wawasan pelajar juga akan bertambah seiring
bervariasinya topik-topik yang ditulis dalam esai murid. Mereka menuliskan
topik-topik yang beragam, mulai dari bahasa, agama, perlindungan hutan tropis
bahkan hingga penelusuran budaya Arab. Selain itu, esai-esai yang telah
ditulis tersebut akan menjadi panduan belajar bagi ribuan siswa lain.
Jika Amerika Serikat mempunyai kurikulm berbasis esai murid, maka Indonesia
mempunyai kurikulum tingkat satuan pendidikan atau lebih sering disebut dengan
KTSP. Selama ini guru-guru di Indonesia hanya menerima bentuk jadi kurikulum
dari pemerintah pusat. Dengan KTSP, para guru dituntut kreatifitasannya untuk
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, tanpa
melupakan rambu-rambu yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Misalnya di Pekalongan, para guru mengembangkan pelajaran muatan lokal
yang terwujud dalam mata pelajaran membatik. Pelajaran ini dikembangkan atas
dasar citra kota Pekalongan sebagai Kota Batik.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai
berikut: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan Iingkungannya (2) Beragam dan terpadu (3) Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (4) Relevan dengan kebutuhan
kehidupan (5) Menyeluruh dan berkesinambungan (6) Belajar sepanjang hayat (7)
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah .
Seperti halnya dengan kurikulum berbasis esai murid, KTSP
juga menjadi sarana aktualisasi para guru. Penetapan KTSP merupakan langkah
pemerintah dalam memberikan wewenang (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan
guru untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum. Dengan demikian
pengembangan KTSP menuntut keprofesionalan guru. Pengembangan kurikulum
membutuhkan wawasan yang luas dari guru, sehingga penerapan KTSP harus mempertimbangkan
kesiapan guru dan lembaga pendidik. Jangan sampai, KTSP hanya menjadi kurikulum
yang berubah namanya saja namun output nya tetap sama. Jika berhasil, maka KTSP
akan mampu menjadi pemandu pendidikan Indonesia yang tetap menjunjung
karakteristik jati diri bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar